Musim dingin di Rusia bukan hanya tentang salju dan suhu ekstrem. Di balik dinginnya cuaca, negeri ini menyimpan kekayaan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Dari festival rakyat hingga kebiasaan harian, tradisi musim dingin Rusia masih terasa hangat di tengah kerasnya iklim. Inilah beberapa tradisi yang terus hidup dan menjadi bagian penting dari identitas budaya Rusia.
Maslenitsa: Perayaan Menyambut Musim Semi
Maslenitsa adalah salah satu festival rakyat paling populer di Rusia yang digelar menjelang akhir musim dingin. Perayaan ini berlangsung selama seminggu penuh dan merupakan kombinasi unik antara tradisi pagan kuno dan nilai-nilai Ortodoks. Maslenitsa dikenal juga sebagai “Pekan Pancake”, karena sajian utama dalam perayaan ini adalah blini, sejenis panekuk tipis yang melambangkan matahari.
Setiap hari dalam pekan Maslenitsa memiliki makna dan aktivitas tersendiri—mulai dari kunjungan keluarga, bermain salju, hingga membakar boneka jerami besar sebagai simbol perpisahan dengan musim dingin. Tradisi ini bukan hanya seremonial, tapi juga jadi ajang mempererat hubungan sosial di tengah cuaca yang membeku.
Banya: Ritual Pembersihan dan Relaksasi
Banya, atau sauna khas Rusia, lebih dari sekadar tempat mandi uap. Ini adalah tradisi kuno yang menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Rusia, terutama saat musim dingin. Banya dipercaya sebagai cara untuk menghangatkan tubuh, membersihkan diri secara fisik dan spiritual, serta memperkuat daya tahan tubuh.
Ritual di banya biasanya melibatkan pemukulan tubuh dengan venik—ranting daun birch yang direndam air panas—yang dipercaya dapat melancarkan peredaran darah. Setelah sesi panas, banyak yang langsung terjun ke kolam air es atau berguling di salju. Kontras ekstrem ini memberikan sensasi menyegarkan dan memperkuat sistem imun.
Kebiasaan Minum Teh Panas dan Samovar
Tak lengkap rasanya membahas tradisi musim dingin Rusia tanpa menyebut teh panas. Di banyak rumah tangga tradisional, samovar—alat pemanas air khas Rusia—masih menjadi pusat kebersamaan. Teh tidak hanya diminum untuk menghangatkan tubuh, tetapi juga menjadi sarana untuk berkumpul dan berbincang.
Minum teh di musim dingin biasanya ditemani kudapan manis seperti pryaniki (kue jahe Rusia) atau varenye (selai buah buatan rumah). Kehangatan yang tercipta dalam momen minum teh ini sering menjadi pelipur lara dari dinginnya suasana di luar jendela.
Natal Ortodoks dan Tahun Baru Rusia
Rusia merayakan Natal Ortodoks pada 7 Januari, berbeda dengan kalender Barat. Perayaan ini berlangsung lebih khidmat dan religius, dengan ritual gereja dan jamuan makan malam keluarga. Beberapa keluarga juga menjalani puasa sebelum malam Natal, sebagai bentuk penyucian jiwa.
Sementara itu, Tahun Baru Rusia yang jatuh pada 1 Januari justru menjadi perayaan yang lebih meriah. Hadiah, kembang api, dan sosok Ded Moroz (Kakek Salju) serta cucunya Snegurochka menjadi bagian dari euforia pergantian tahun. Perayaan ini berlangsung seminggu lebih, menciptakan suasana libur panjang yang sangat dinanti.
Tradisi yang Hidup Bersama Alam dan Sejarah
Yang membuat tradisi musim dingin Rusia begitu menarik adalah kemampuannya menyatu dengan alam dan mempertahankan nilai sejarah. Meski modernisasi terus berjalan, banyak masyarakat Rusia tetap memegang teguh ritual ini sebagai bagian dari jati diri nasional.
Di kota besar seperti Moskow dan St. Petersburg, perayaan dan festival musim dingin justru menjadi atraksi wisata yang dinantikan, memperkenalkan dunia pada sisi budaya Rusia yang kaya dan hangat, bahkan di tengah suhu yang membeku.


