liter – Uni Soviet merupakan negeri sosialis yang sempat terdapat antara tahun 1922–1991 di Eurasia. Uni Soviet menganut sistem politik satu partai yang dipegang oleh Partai Komunis sampai 1990. Meski Uni Soviet sesungguhnya merupakan sesuatu kesatuan politik dari sebagian republik Soviet dengan bunda kota di Moskwa, tampaknya Uni Soviet menjelma jadi negeri yang pemerintahannya amat terkonsentrasi serta mempraktikkan sistem ekonomi terencana.
Revolusi Februari yang bergolak di Rusia pada tahun 1917 menimbulkan runtuhnya Imperium Rusia. Penerusnya, Pemerintahan Sedangkan Rusia, cuma bertahan sampai digulingkan lewat Revolusi Oktober pada tahun yang serupa. Sehabis kalangan Bolshevik berhasil dalam Perang Awam Rusia pascarevolusi, Uni Soviet dibuat pada bertepatan pada 30 Desember 1922 dengan badan RSFS Rusia, RSFS Transkaukasia, RSS Ukraina, serta RSS Byelorusia.
Republik Sosialisasi Pertama Dunia Pada Sejarah Revolusi Rusia – Kala awal bertamu ke Uni Soviet pada dini 1960- an, pakar asal usul kulit gelap asal Guyana Walter Rodney kaget melihat pegawai serta bercocok tanam memenuhi lapangan terbang. Mereka menanti penerbangan dengan pesawat Tupolev 104. Seingat Rodney, yang hingga hari itu sedang memikirkan lapangan terbang selaku“ institusi yang amat borjuis”, cuma banyak orang khusus( kategori atas) yang ringan berjalan dengan pesawat—dan Rodney bukan salah satunya.
Lahirnya Republik Sosialisasi Pertama Dunia Pada Sejarah Revolusi Rusia
Sedemikian itu ke luar dari pintu lapangan terbang, beliau kian terkesima saking banyaknya pedagang buku di kaki lima.“ Apalagi di Amerika, orang dapat beli hotdog serta hamburger di kaki lima, tetapi tidak novel,” tulis Rodney begitu juga diambil dalam Walter Rodney Speaks: The Making of an African Intellectual( 1990).
Untuk Rodney serta banyak intelektual bumi terjajah yang lain, Uni Soviet merupakan panutan: suatu anti- tesis buat bangsa- bangsa Eropa yang lain yang sudah mengobrak- abrik, memiskinkan, serta mengeksploitasi Afrika. Semacam perihalnya antusiasme Revolusi Perancis mendesak para budak Haiti buat melepaskan diri dari bos- bos perkebunan kulit putih serta mendirikan republik awal( 1804) di luar Eropa serta Amerika, pendirian Uni Soviet mengilhami orang terjajah buat menghabisi kebangsawanan, kapitalisme, serta kolonialisme sekaligus—entah itu di Cina, Kuba, Vietnam, Kongo, ataupun Tanzania.
Pada 7 November 1917( ataupun 25 Oktober bagi penanggalan Rusia lama), pas hari ini 101 tahun kemudian, Revolusi Bolshevik mulai meletus. Para pegawai serta angkatan yang letih bertarung mendiami kantor- kantor rezim di Petrograd( saat ini Saint Petersburg) serta malam keesokan harinya meregang Kastel Masa Dingin, baluarti terakhir Rezim Kondisional yang 8 bulan tadinya menggelindingkan Tsar.
Sampai 1917, belum genap era ke- 20 berumur 2 dekade, Kekaisaran Rusia sudah dikejutkan 3 revolusi. Revolusi awal, pada 1905, sukses memforsir Tsar mendirikan Parlemen Duma, parlemen awal semenjak Kekaisaran Rusia diproklamirkan oleh Tsar Ivan VI pada 1721—itu juga luang didinginkan Tsar buat mengusir anasir- anasir radikal. Revolusi kedua, Februari 1917, berhasil menggelindingkan despotisme serta menggantinya dengan republik. Revolusi ketiga—sering diucap“ Revolusi Komunis”,“ Revolusi Bolshevik”, ataupun“ Revolusi Oktober”—yang meletus sebagian bulan sehabis revolusi kedua, sukses melindungi Rusia dari bahaya kediktatoran tentara, mematikan Perang Bumi I, serta mendirikan republik sosialis awal di bumi.
Revolusi Oktober tidak cuma mencengangkan aturan dunia kapitalis, tetapi pula kalangan Marxis yang mau menggulingkannya. Mereka bingung: gimana bisa jadi suatu revolusi sosialis terjalin di tempat yang sedang separuh aristokratis serta kapitalismenya belum sempurna? Haruskah disertasi Marx—yang diiringi kebanyakan kalangan sosialis Rusia—tentang peralihan dari warga kapitalis ke sosialis direvisi? Kenapa revolusi malah tidak terjalin di negara dengan kapitalisme lebih matang semacam Jerman?
Baca Juga : Bencana Alam Yang Pernah Terjadi Di Rusia Paling Parah
– Kuncinya yaitu Proletariat Industri
Rusia di dasar Tsar memanglah kerap diucap selaku acuan kurang baik Eropa: tunagrahita, aristokratis, serta terlambat hadapi industrialisasi. Aplikasi perhambaan( serfdom) yang mulai dibiarkan semenjak era 14 di Eropa Barat sedang bertahan di negara Berada Merah sampai 1865. Industrialisasi terkini efisien berjalan nyaris 2 dekade setelah itu, takluk 50 tahun dari Jerman serta Perancis, serta nyaris seratus tahun dari Inggris. “ Sedangkan banyak orang barbar dari barat tinggal di puing- puing kultur Romawi yang sediakan gumpalan batu- batu berumur buat dibentuk kembali, banyak orang Slav di timur hanya dapat memandang beberan tanah yang kosong: tahapan kultur nenek moyang banyak orang Slav itu apalagi lebih kecil dari mereka sendiri,” catat protagonis Revolusi Oktober 1917 Leon Trotsky dalam The History of The Russian Revolution( 1962: 3).
Tidak terdapat parlemen, tidak terdapat kategori kapitalis yang kokoh, serta sepanjang beratus- ratus tahun tidak terdapat pangeran yang lumayan sanggup menentang sentralisasi kewenangan di dasar Tsar di Moskow. Tetapi Rusia memiliki kalangan bercocok tanam yang radikal. Di dasar Tsar Alexander II, penghapusan aplikasi perhambaan( 1861) kandas mengemansipasi orang tani. Dibebaskan tetapi tidak diberi tanah, beberapa besar dari mereka dituntut jadi pegawai ataupun angkatan. Bertahun- tahun setelah itu, tulis ahli sejarah Sheila Fitzpatrick dalam The Russian Revolution( 1994), industrialisasi serba tiba- tiba di dasar Kesatu Menteri Sergei Witte tidak sukses mendesak buruh- buruh kota membiasakan diri dengan patuh pabrik serta kandas memutuskan koneksi mereka dengan kalangan bercocok tanam konvensional.
Radikalisasi orang tani semenjak catok kedua era ke- 19 berjalan bersamaan mekarnya gagasan- gagasan sosialisme agraria yang salah satunya direalisasikan dengan aksi- aksi terorisme anti- Tsar yang kesimpulannya menewaskan Alexander II serta malah menguatkan represi negeri. Pada 1887, Alexander Ulyanov, kakak Lenin, protagonis penting dalam Revolusi Bolshevik, digantung karena ikut serta konspirasi pembantaian kepada Tsar Alexander III, suksesor Alexander II.
Sepanjang puluhan tahun, kalangan bercocok tanam radikal menginginkan bubarnya despotisme serta mampusnya pabrik modern. Kelahiran Partai Pegawai Sosial Demokrat Rusia( 1898)—kelak terbagi jadi Menshevik serta Bolshevik—menggeser artikel kerakyatan agraria selaku pandangan hidup berkuasa aksi kiri Rusia serta mengambil alih kalangan bercocok tanam dengan pegawai selaku agen revolusi.
Apalagi lebih dari itu, kelompok Bolshevik beriktikad kalau langkah revolusi borjuis—yang diharapkan kalangan Marxis kolot akan mendatangkan kerakyatan liberal—mesti dilompati. Ini dapat terjalin karena situasi adil Rusia efisien menyuruh negara—yang dibantu sedikit bidang usaha asing—sebagai pemeran penting dalam kapitalisme dengan birokrasi yang jauh dari efisien. Walhasil, skedul penghancuran despotisme, revolusi politik, pembaharuan ekonomi, serta penghapusan warga kategori terdapat di bahu proletariat pabrik.
Baca juga : 5 Tour Wisata Termahal di Rusia
– Yang berawal dari krisis menuju ke revolusi
Bila kegagalan Rusia melawan Jepang pada 1905 mengakibatkan darurat politik di dalam negara serta memforsir Tsar buat membuat izin dengan kalangan bebas, kegagalan gerombolan Rusia di beberapa front Perang Bumi I mengakibatkan keberkurangan di golongan angkatan, menghabiskan pangkal energi dalam negeri, serta kesimpulannya menarik Bangsa Romanov sejengkal lebih dekat ke golongan bertembakan.
Revolusi Februari 1917( ataupun Maret dalam penanggalan Rusia lawas) meletus sehabis serangkaian keluhan serta pemogokan pegawai di Petrograd semenjak minggu- minggu terakhir 1916. Pada 23 Februari, para pegawai wanita dari pabrik- pabrik garmen turun ke jalur memeringati Hari Wanita Global. Cuma sepekan setelahnya, Tsar turun takhta serta digantikan oleh Rezim Kondisional, yang semenjak medio tahun diisi kader- kader Partai Sosialis Revolusioner—pewaris aksi populis agraria dari era sebelumnya—dan kalangan Menshevik.
Sepanjang beberapa bulan, walaupun berhasil menghasilkan beberapa kebijaksanaan liberal semacam penjaminan atas kebebasan pers, hak berserikat, serta hak seleksi buat wanita, Rezim Kondisional yang menggelindingkan Tsar lalu ditekan oleh Soviet Petrograd( badan perwakilan kota yang terdiri dari pegawai serta angkatan) karena kandas mengakhiri perang serta membenarkan kemauan persediaan pangan. Di bagian lain, semacam dicatat Sheila Fitzpatrick( hlm. 42), 8 bulan penuh ketidakstabilan di dasar Pemerintahan Kondisional malah membagikan peluang untuk Partai Bolshevik buat berganti dari badan dasar tanah jadi partai massa, dengan badan yang membesar dari puluhan ribu ke ratusan ribu.
Pada September 1917, Kesatu Menteri Rezim Kondisional Alexander Kerensky terdesak mengoper ribuan puncak senjata ke pegawai serta angkatan Petrograd yang sudah terletak di dasar akibat Bolshevik buat membatalkan kudeta yang dikeluarkan komandan tentara Rusia Jenderal Lavr Kornilov. Dengan bom di tangan Bolshevik, selebihnya merupakan asal usul: tidak genap 2 bulan setelah itu, meletuslah Revolusi Oktober.
Tetapi, tidak lama sehabis Rusia meneken Traktat Brest- Litovsk yang men catat pencabutan mundur Rusia dari Perang Bumi I, elemen- elemen kontra- revolusioner langsung berjajar buat membabat Moskow.“ Bila Bolshevik- Bolshevik bajingan ini diizinkan mengatur Rusia]” catat Dubes AS buat Rusia David Francis begitu juga dicatat Cina Mieville dalam October: The Story if the Russian Revolution( 2017),“ mereka akan mencampuradukkan pemerintahan di semua dunia serta jadi bahaya untuk warga”( hlm. 310).
Semenjak itu, sekutu- sekutu Rusia sepanjang Perang Dunia I—Perancis, Inggris, serta AS—hingga kompetitor semacam Jerman bersuatu mengganyang revolusi serta mendiami beberapa area Rusia. Di beberapa negara inilah nanti afeksi anti- komunis merebak serta menciptakan bentuknya yang sangat berlebihan dalam fasisme Jerman. Perang Awam juga rusak serta berjalan sepanjang 4 tahun hingga kesimpulannya dimenangkan pihak komunis yang dengan cara sah memproklamirkan berdirinya Uni Soviet pada 22 Desember 1922.
Terdapat cerita yang tersebar kala itu kalau pada Januari 1918, Lenin berjoget di tengah beberan salju memperingati umur revolusi yang sudah bertahan 5 hari lebih lama dari Komune Paris, pemerintahan pegawai awal di Perancis yang bertahan dekat 3 bulan pada 1871. Kebingungan Lenin hendak tumpasnya revolusi selesai bersamaan kemenangan Rusia di Perang Awam pada 1922. Tetapi, kodrat yang tidak lebih bagus dari Komune Paris warnanya betul- betul terjalin untuk gerakan- gerakan kiri radikal di semua bumi yang menggencarkan makar bersenjata sehabis Revolusi Oktober. Sejauh 1918 sampai 1920- an dini, republik merah diproklamasikan dari Bavaria di Jerman, Finlandia, Hungaria, hingga Iran. Kebanyakan cuma bertahan sama tua jagung dampak kurang perencanaan, dihajar elemen- elemen tentara kapak kanan, pengkhianatan pihak kiri berimbang, ataupun campuran ketiganya.
Dari pengalaman mengenaskan seperti itu lahir uraian kalau tak mungkin revolusi proletariat cuma berjalan di satu negeri; beliau wajib diperjuangkan berbarengan di bermacam bagian bumi. Pada 1920, Bolshevik menyelenggarakan Kongres Bangsa- Bangsa Timur di kota Dasar, Azerbaijan. Diketahui selaku Kongres Dasar, pertemuan yang dihadiri delegasi dari Persia, Turki, Asia Tengah, sampai negeri- negeri Arab itu menciptakan ketetapan genting: kalangan komunis mensupport penuh kalangan patriot radikal di negeri- negeri terjajah buat merdeka dari argari tuan- tuan Eropa mereka. Pada kongres itu pula Partai Komunis Belanda melantamkan“ penghancuran kapitalisme Belanda” serta melaporkan bergabungnya“ Sarekat Islam buat peperangan bersama melawan para pemeras Belanda”.
